Coretan
Pertama dengan tinta merah
Menyambut dengan meriah adalah hal yang bagus. tapi menyambut dengan baik juga lebih bagus, kadang sambutan yang baik itu biasanya selalu meriah, tapi bisa jadi sambutan yang meriah itu tidak bisa dijamin baik, pilihan manakah yang dipilih jika ada 2 cara sambutan Tahun Baru di tahun ini, yang pertama tadi adalah dengan meriah, dan yang kedua adalah dengan baik.
Salah satu kesalahan patal yang dilakukan umat muslim adalah
ikut serta dalam perayaan Tahun baruan dengan hura-hura dan Hari Natal dengan
mengikuti berbagai momen yang gak penting,, hal yang memalukan adalah ketidak
telitiannya umat muslim, maaf kata “dapat dikatakan BODOH” karena dia melakukan
apa yang dia tidak ketahui kebenaran akan hal itu,, contoh logika adalah, “
jika seorang manusia biasa yang seandainya dia tidak tahu bahwa tahi manusia
itu dalah kotoran, jika disuruh makan, maka dia akan makan hal itu tanpa mau
mengetahui kebenaran apa tahi itu sebenarnya” tapi kita sekarang tahu apa itu
tahi makanya kita tidak mau memakannya,, nah sekarang apa kita udah tahu apa
itu Hari Natal dan Tahun Baru?? Jika belum maka cari tahu lah, jika sudah tahu,
maka layakkah anda melakukan kesalahan??
Disini ada
sedikit penjelasan apa itu sebenarnya tahun baru dan darimana sejarahnya,
Sejarah Tahun Baru Masehi dan
Hukum Merayakannya
Beberapa
saat lagi kita akan menyaksikan perayaan besar, perayaan yang rutin dilakukan
oleh masyarakat di seluruh dunia setiap tahunnya. Perayaan itu adalah perayaan
tahun baru. Perayaan yang dibuat secara meriah dan tentu saja
dengan biaya yang tidak murah.
Perayaan
tahun baru masehi memiliki sejarah panjang.
Banyak di
antara orang-orang yang ikut merayakan hari itu tidak mengetahui kapan pertama
kali acara tersebut diadakan dan latar belakang mengapa hari itu dirayakan.

Janus adalah
seorang dewa yang memiliki dua wajah, satu wajah menatap ke depan dan satunya
lagi menatap ke belakang, sebagai filosofi masa depan dan masa lalu, layaknya
momen pergantian tahun. (G Capdeville “Les épithetes cultuels de Janus” inMélanges
de l’école française de Rome (Antiquité), hal. 399-400)
Fakta ini
menyimpulkan bahwa perayaan tahun baru sama sekali tidak berasal dari budaya
kaum muslimin.
Pesta tahun
baru masehi, pertama kali dirayakan orang kafir, yang notabene masyarakat
paganis Romawi.
Acara ini
terus dirayakan oleh masyarakt modern dewasa ini, walaupun mereka tidak
mengetahui spirit ibadah pagan adalah latar belakang diadakannya acara ini.
Mereka
menyemarakkan hari ini dengan berbagai macam permainan, menikmati indahnya
langit dengan semarak cahaya kembang api, dsb.
Turut
merayakan tahun baru statusnya sama dengan merayakan hari raya orang kafir. Dan
ini hukumnya terlarang. Di antara alasan statement ini adalah:
Pertama, turut merayakan tahun baru sama
dengan meniru kebiasaan mereka. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang
kita untuk meniru kebiasaan orang jelek, termasuk orang kafir. Beliau bersabda,
من تشبه بقوم فهو منهم
“Siapa
yang meniru kebiasaan satu kaum maka dia termasuk bagian dari kaum tersebut.”
(Hadis
shahih riwayat Abu Daud)
Abdullah bin
Amr bin Ash mengatakan,
من بنى بأرض المشركين وصنع نيروزهم ومهرجاناتهم وتشبه
بهم حتى يموت خسر في يوم القيامة
“Siapa yang tinggal
di negeri kafir, ikut merayakan Nairuz dan Mihrajan (hari raya orang majusi),
dan meniru kebiasaan mereka, sampai mati maka dia menjadi orang yang rugi pada
hari kiamat.”
Kedua, mengikuti hari raya mereka
termasuk bentuk loyalitas dan menampakkan rasa cinta kepada mereka. Padahal
Allah melarang kita untuk menjadikan mereka sebagai kekasih dan menampakkan
cinta kasih kepada mereka. Allah berfirman,
يا أيها الذين آمنوا لا تتخذوا عدوي وعدوكم أولياء تلقون
إليهم بالمودة وقد كفروا بما جاءكم من الحق …
“Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi
teman-teman setia yang kamu sampaikan kepada mereka (rahasia), karena rasa
kasih sayang; padahal sesungguhnya mereka telah ingkar kepada kebenaran yang
datang kepadamu..”
(QS.
Al-Mumtahanan: 1)
Ketiga, Hari raya merupakan bagian dari
agama dan doktrin keyakinan, bukan semata perkara dunia dan hiburan. Ketika
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam datang di kota Madinah,
penduduk kota tersebut merayakan dua hari raya, Nairuz dan Mihrajan. Beliau
pernah bersabda di hadapan penduduk madinah,
قدمت عليكم ولكم يومان تلعبون فيهما إن الله عز و جل
أبدلكم بهما خيرا منهما يوم الفطر ويوم النحر
“Saya
mendatangi kalian dan kalian memiliki dua hari raya, yang kalian jadikan
sebagai waktu untuk bermain. Padahal Allah telah menggantikan dua hari raya
terbaik untuk kalian; idul fitri dan idul adha.” (HR. Ahmad, Abu Daud, dan
Nasa’i).
Perayaan
Nairuz dan Mihrajan yang dirayakan penduduk madinah, isinya hanya bermain-main
dan makan-makan. Sama sekali tidak ada unsur ritual sebagaimana yang dilakukan
orang majusi, sumber asli dua perayaan ini. Namun mengingat dua hari tersebut
adalah perayaan orang kafir, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallammelarangnya.
Sebagai gantinya, Allah berikan dua hari raya terbaik: Idul Fitri dan Idul
Adha.
Untuk itu, turut bergembira dengan perayaan orang kafir, meskipun hanya bermain-main, tanpa mengikuti ritual keagamaannya, termasuk perbuatan yang telarang, karena termasuk turut mensukseskan acara mereka.
Untuk itu, turut bergembira dengan perayaan orang kafir, meskipun hanya bermain-main, tanpa mengikuti ritual keagamaannya, termasuk perbuatan yang telarang, karena termasuk turut mensukseskan acara mereka.
Keempat, Allah berfirman menceritakan
keadaan ‘ibadur rahman (hamba Allah yang pilihan),
و الذين لا يشهدون الزور …
“Dan
orang-orang yang tidak turut dalam kegiatan az-Zuur…”
Sebagian ulama menafsirkan kata ‘az-Zuur’ pada ayat di atas dengan hari raya orang kafir. Artinya berlaku sebaliknya, jika ada orang yang turut melibatkan dirinya dalam hari raya orang kafir berarti dia bukan orang baik.
Sebagian ulama menafsirkan kata ‘az-Zuur’ pada ayat di atas dengan hari raya orang kafir. Artinya berlaku sebaliknya, jika ada orang yang turut melibatkan dirinya dalam hari raya orang kafir berarti dia bukan orang baik.
Sumber :
www.konsultasisyariah.com
Didukungoleh : www.hiburantaqim.blogspot.com
Salam IKMASA dan MAWARID MEULIS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar