Minggu, 04 Januari 2015

Tahun Baru

Coretan Pertama dengan tinta merah
Menyambut dengan meriah adalah hal yang bagus. tapi menyambut dengan baik juga lebih bagus, kadang sambutan yang baik itu biasanya selalu meriah, tapi bisa jadi sambutan yang meriah itu tidak bisa dijamin baik, pilihan manakah yang dipilih jika ada 2 cara sambutan Tahun Baru di tahun ini, yang pertama tadi adalah dengan meriah, dan yang kedua adalah dengan baik. 
Salah satu kesalahan patal yang dilakukan umat muslim adalah ikut serta dalam perayaan Tahun baruan dengan hura-hura dan Hari Natal dengan mengikuti berbagai momen yang gak penting,, hal yang memalukan adalah ketidak telitiannya umat muslim, maaf kata “dapat dikatakan BODOH” karena dia melakukan apa yang dia tidak ketahui kebenaran akan hal itu,, contoh logika adalah, “ jika seorang manusia biasa yang seandainya dia tidak tahu bahwa tahi manusia itu dalah kotoran, jika disuruh makan, maka dia akan makan hal itu tanpa mau mengetahui kebenaran apa tahi itu sebenarnya” tapi kita sekarang tahu apa itu tahi makanya kita tidak mau memakannya,, nah sekarang apa kita udah tahu apa itu Hari Natal dan Tahun Baru?? Jika belum maka cari tahu lah, jika sudah tahu, maka layakkah anda melakukan kesalahan??
 Disini ada sedikit penjelasan apa itu sebenarnya tahun baru dan darimana sejarahnya,


Sejarah Tahun Baru Masehi dan Hukum Merayakannya
Beberapa saat lagi kita akan menyaksikan perayaan besar, perayaan yang rutin dilakukan oleh masyarakat di seluruh dunia setiap tahunnya. Perayaan itu adalah perayaan  tahun baru. Perayaan yang dibuat secara meriah dan tentu saja dengan biaya yang tidak murah.

Perayaan tahun baru masehi memiliki sejarah panjang.
Banyak di antara orang-orang yang ikut merayakan hari itu tidak mengetahui kapan pertama kali acara tersebut diadakan dan latar belakang mengapa hari itu dirayakan.


Kegiatan ini merupakan pesta warisan dari masa lalu yang dahulu dirayakan oleh orang-orang Romawi. Mereka (orang-orang Romawi) mendedikasikan hari yang istimewa ini untuk seorang dewa yang bernama Janus, The God of Gates, Doors, and Beeginnings.
Janus adalah seorang dewa yang memiliki dua wajah, satu wajah menatap ke depan dan satunya lagi menatap ke belakang, sebagai filosofi masa depan dan masa lalu, layaknya momen pergantian tahun. (G Capdeville “Les épithetes cultuels de Janus” inMélanges de l’école française de Rome (Antiquité), hal. 399-400)



Fakta ini menyimpulkan bahwa perayaan tahun baru sama sekali tidak berasal dari budaya kaum muslimin.
Pesta tahun baru masehi, pertama kali dirayakan orang kafir, yang notabene masyarakat paganis Romawi.
Acara ini terus dirayakan oleh masyarakt modern dewasa ini, walaupun mereka tidak mengetahui spirit ibadah pagan adalah latar belakang diadakannya acara ini.
Mereka menyemarakkan hari ini dengan berbagai macam permainan, menikmati indahnya langit dengan semarak cahaya kembang api, dsb.

Turut merayakan tahun baru statusnya sama dengan merayakan hari raya orang kafir. Dan ini hukumnya terlarang. Di antara alasan statement ini adalah:

Pertama, turut merayakan tahun baru sama dengan meniru kebiasaan mereka. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang kita untuk meniru kebiasaan orang jelek, termasuk orang kafir. Beliau bersabda,
من تشبه بقوم فهو منهم
Siapa yang meniru kebiasaan satu kaum maka dia termasuk bagian dari kaum tersebut.
(Hadis shahih riwayat Abu Daud)

Abdullah bin Amr bin Ash mengatakan,
من بنى بأرض المشركين وصنع نيروزهم ومهرجاناتهم وتشبه بهم حتى يموت خسر في يوم القيامة
“Siapa yang tinggal di negeri kafir, ikut merayakan Nairuz dan Mihrajan (hari raya orang majusi), dan meniru kebiasaan mereka, sampai mati maka dia menjadi orang yang rugi pada hari kiamat.”


Kedua, mengikuti hari raya mereka termasuk bentuk loyalitas dan menampakkan rasa cinta kepada mereka. Padahal Allah melarang kita untuk menjadikan mereka sebagai kekasih dan menampakkan cinta kasih kepada mereka. Allah berfirman,
يا أيها الذين آمنوا لا تتخذوا عدوي وعدوكم أولياء تلقون إليهم بالمودة وقد كفروا بما جاءكم من الحق
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia yang kamu sampaikan kepada mereka (rahasia), karena rasa kasih sayang; padahal sesungguhnya mereka telah ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu..
(QS. Al-Mumtahanan: 1)

Ketiga, Hari raya merupakan bagian dari agama dan doktrin keyakinan, bukan semata perkara dunia dan hiburan. Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam datang di kota Madinah, penduduk kota tersebut merayakan dua hari raya, Nairuz dan Mihrajan. Beliau pernah bersabda di hadapan penduduk madinah,
قدمت عليكم ولكم يومان تلعبون فيهما إن الله عز و جل أبدلكم بهما خيرا منهما يوم الفطر ويوم النحر
Saya mendatangi kalian dan kalian memiliki dua hari raya, yang kalian jadikan sebagai waktu untuk bermain. Padahal Allah telah menggantikan dua hari raya terbaik untuk kalian; idul fitri dan idul adha.” (HR. Ahmad, Abu Daud, dan Nasa’i).

Perayaan Nairuz dan Mihrajan yang dirayakan penduduk madinah, isinya hanya bermain-main dan makan-makan. Sama sekali tidak ada unsur ritual sebagaimana yang dilakukan orang majusi, sumber asli dua perayaan ini. Namun mengingat dua hari tersebut adalah perayaan orang kafir, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallammelarangnya. Sebagai gantinya, Allah berikan dua hari raya terbaik: Idul Fitri dan Idul Adha.
Untuk itu, turut bergembira dengan perayaan orang kafir, meskipun hanya bermain-main, tanpa mengikuti ritual keagamaannya, termasuk perbuatan yang telarang, karena termasuk turut mensukseskan acara mereka.

Keempat, Allah berfirman menceritakan keadaan ‘ibadur rahman (hamba Allah yang pilihan),
و الذين لا يشهدون الزور
Dan orang-orang yang tidak turut dalam kegiatan az-Zuur…
Sebagian ulama menafsirkan kata ‘az-Zuur’ pada ayat di atas dengan hari raya orang kafir. Artinya berlaku sebaliknya, jika ada orang yang turut melibatkan dirinya dalam hari raya orang kafir berarti dia bukan orang baik.

Sumber            : www.konsultasisyariah.com


Salam IKMASA dan MAWARID MEULIS

Senin, 29 Desember 2014

Jika seluruh santri kayak gini.... bisa jadi seluruhnya dirukiyah, biar tau dia bagaimana cara menjawab soal yang benar.


Jaga moral. nilai tidak akan do re mi...........
 biasanya orang yang jawabannya gini gak jauh2 absennya.. paling hebat absen ke 3 dari paling belakang.....

Sabtu, 13 Desember 2014

kreatifku 1H

 Boleh dibaca hasil karya adik2 kita,,,    Perbaiki bilamana ada kesalahan dalam penulisan,, dukung bila mereka butuh dorongan anda,,









Selasa, 09 Desember 2014

Cara belajar ala santri

Sering juga kita mengalami kemunduran dalam semangat menuntut ilmu, apa lagi di kalangan anak-anak jaman sekarang yang sudah difasilitasi oleh alat-alat canggih yang mempengaruhi anak untuk menghabiskan waktunya bersama HP, Tablet, Laptop, dll. yang biasanya waktu kosong digunakan untuk belajar eh malah jadi maen game atau OL an di HP,,,
   kali ini ada sedikit bocoran tentang cara santri belajar yang mungkin bisa ditiru...


Santri itu identik dengan "KETERPAKSAAN", memang banyak yang mengatakan dari sebagian santri bahwa mereka hidup dengan penuh pemaksaan, tapi itu hanya perkataan yang terucap ketika santri saja,, ntar kalo mereka dah tamat, bakal berubah tu kata, mereka akan mengatakan kalo saya itu gak sia-sia belajar di Pesantren, memng sih dulunya dipaksa, tapi sekarang ikhlas kok.. hehehehe....

      tadi yang pertama katanya adalah terpaksa, sekarang adalah "PATUH", mau tidak mau, suka tidak suka, apa pun ceritanya, santri harus patuh pada disiplin, tidak ada bantahan,, tidak ada istilah berani sama Guru atau pun Organsasi, mereka semua diawali dari ketakutan, yang bakal terbiasa sendiri yang jadinya mereka patuh, karna Ikhlas ataupun tidak ikhlas sama saja tetap aja dilakukan, mending ikhlas aja, dapat pahala lagi, ketimbang gak ikhlas malah gak dapat apa2.

  kemudian adanya rasa malu dengan teman yang laen karena keterbatasan ilmunya yang masih di bawah temannya.. seharusnya kita malu donk kalo kita sama teman kita tu sama2 makan dengan makanan yang sama, sama2 mium dengan minuman yang sama, pokoknya serba sama lah semuanya, bahkan belajar pun sama, tapi mengapa kita tidak sama dengannya??? padahalkan sudah sama semua,, apa ada otak kita yang berbeda ukurannya?? mang a otak kita di batasi memorynya sampe 16 Gigabyte, trus teman kita 32 Gigabyte?? coba dulu deh dipaksain belajar, trus malu ma teman karena dia lebih hebat dari kita...

   Santi tu biasanya disuruh baca doa di setiap melakukan suatu hal,walaupun hanya bismillah saja. mereka tu disuruh baca doa mau belajar setiap memulai belajar. kadang kala kita hampir gak percaya sama doa ataupun hal yang bersifat tidak logika,, tapi dicoba aja dulu, walau gak biasa, anggap aja tu syaratnya, barang kali sedikit membantu, walau sebenarnya itu sungguh sangat mmbantu kita, tapi kita punya keyakinan penuh,

    Kalo mau ujian, hal yang paling musim di saat ini adalah, kemana-mana harus membawa buku,, kalau tidak membawa buku akan dihukum, walaupun tidak dibaca, karna mungkin jika mereka selalu membawa buku kemana-mana, walau tidak dibaca, barang kali ada rasa curiga dalam dirinya apasih isi buku ini,,, ataupun kena peristiwa laen, mereka pada ketakutan sampe harus membaca buku karna dilihatin oleh ustadnya. pura-pura baca yang bisa jadi sedikit membekas ilmu yang dibacanya tadi menjadi sangat bermanfaat.

     Biasanya santri yang rajin ketika ujian adalah santri yang minta pesani temannya tuk bangunkan dirinya di jam 04.00 pagi, agar dia dapat Solat tahajjud dan sisa waktunya digunakan untuk belajar sehingga dapat menghapal dengan cepat, karena belajar pagi itu sangat berpengaruh bagi sebagian orang.

   gak mesti banyak-banyak tips menuntut ilmu,, yang penting sedikit ilmu tapi banyak manfaatnya, itu jauh lebih berarti dari pada ilmu banyak tapi tidak barokah, karena dalam hal menuntut ilmu, mencari barokah itu sangat diutamakan, makanya sungguh sangat bagus santri itu diterapkan TAKUT kepada guru, agar mereka taat dan insya Allah, ilmunya barokah,
#Dari terpaksa sampe lama-lama ikhlas, walaupun terpaksa ikhlas,, dari pada sia-sia....
#Dari takut sama ustadz, sampe lama-lama patuh dan taat kepada ustadz,, secara otomatis dia akan takut pada orang lain terutama orag tuanya sendiri..
#Dari yang biasanya mau belajar nunggu ada buku, ini malah harus bawa buku walaupun gak niat belajar, mau gak mau tu tulisan yang ada di buku bakal terbacanya, walaupun cuma sedikit.
#Dari yang biasanya gak ada niat tuk berdoa ketika mau belajar, ni malah mesti baca doa mau belajar,, mungkin barang kali Allah mendengar dan langsung mengabulkannya.
#Dari yang biasanya jam 04.00 pagi dia masih merasakan nikmatnya surga yang gak nyata, ehhh malah disuruh bangun, solat da belajar, dicoba aja dulu deh,, saya yakin..
 kalo ada tambahan, di tambah aja ya,,, saya senang....

kunjungi halaman ini juga ya,,, barang kali ada yang makin keren anda rasa..
hiburantaqim.blogspot.com

salam saya, Mustaqim Sidebang,, ( Taqim )

Kamis, 04 Desember 2014

TAHUN I / EDISI 30/ JUMAT, 28 MUHARRAM 1436 / 14 NOPEMBER 2014
BULLETIN
MAWARIDUSSALAM
Diterbitkan Oleh : Pondok Pesantren Mawaridussalam
Bulletin Mingguan Ini Dicetak Dengan Biaya Gerakan Sedekah Rp. 1000 Mingguan Ponpes Mawaridussalam

MEMAHAMI GHIBAH
Dari Abu Hurairah ra.
Sesungguhnya Rasulullah Saw bersabda: apakah kalian tahu tentang ghibah? Para sahabat menjawab Allah dan Rasulnya yang lebih mengetahui, lalu beliau bersabda: jika kamu menceritakan keadaan saudaramu yang ia benci apabila mengetahuinya, lalu para sahabat bertanya: bagaimana kalau hal itu sesuai dengan kenyataan? Rasulullah menjawab: jika hal itu sesuai dengan kenyataan orang itu, berarti itu ghibah. Tetapi jika tidak sesuai dengan    kenyataan itulah buhtan (menghina dengan cara menghasut).(Hadis Riwayat Muslim)






Rahmat  :  kenapa kau li?
Adli        :  tadi malam aku gak bisa tidur,
                 suntuk kali aku.
Rahmat  :  kenapa rupanya?!
Adli        : itu si rafli ngoroknya ngeri
                Kali tobatlah besok tidur                   samping dia, kasi tau yg laenlah
Rahmat  :  hmm.. baru tw u yach
Adli        :  ya smlem la pertama & terakhir

c
oba jujur dengan diri sendiri! Pernah nggak bercerita dengan temanmu seperti dialog di atas? Kalau pernah, lebih sering mana ngelakuinnya atau ninggalinnya? Mang kamu nggak pernah bayangin kalo kamu yang dibicarakan? Tau gitu boleh gak ya diterusin?! Tapi sebelumnya kita cari akar masalahnya baru dapat deh cabang-cabangnya (hm… ada-ada saja kek pohon aja). Masalahnya kita tahu gak apa yang dimaksud dengan ghibah? Hukumnya apa? Apa bahaya ghibah buat orang lain?

Pengertian
Secara bahasa ghibah menyembunyikan sesuatu dari penglihatan orang lain.. namun secara istilah/syar’i menurut Imam Jurjani: menceritakan aib orang lain, yang orang tersebut tidak ada disitu dan aib itu ada pada orang tersebut. Sedangakan menurut Asyraf Ali Tanwi ghibah adalah menceritakan  aib saudaramu yang dibenci olehnya, sekalipun yang diceritakan itu kekurangan yang ada pada dirinya, dari pakaiannya, akhlaknya, tingkah lakunya, perkataannya, agamanya, urusan dunianya, anak-anaknya, rumahnya ataupun kendaraannya.
Perbedaan ghibah, buhtan, syatm, ifik
1.   Ghibah        : menceritakan aib orang lain dan aib tersebut ada pada orang itu
2.   Buhtan        : menceritakan aib orang lain dan aib tersebut tidak ada pada orang itu
3.   Syatm         : menceritakan aib orang lain di depan orang tersebut
4.   Ifik  :           menceritakan aib orang lain kepada orang lain dengan niat memfitnah.
Hukum Ghibah
Imam Ibn Hajar al-Asqalani berkata bahwa ghibah adalah dosa besar
Ghibah yang diperbolehkan
Imam Zakaria an-Nawawi berkata ketahuilah bahwa ghibah itu diperbolehkan karena adanya tujuan yang dianggap benar oleh pandangan agama islam, yang tidak akan mungkin dapat sampai kepada tujuan tadi, melainkan dengan cara ghibah. Dalam hal ini ada enam macam sebab-sebabnya:
Adapun ghibah yang diperbolehkan :
1.      Pengajuan penganiayaan, maka boleh seseorang yang merasa dirinya dianiaya apabila mengajukan pengaduan penganiayaan itu kepada qhadi atau hakim.
2.      Meminta pertolongan, untuk menghilangkan kemungkaran dan menyadarkan orang yang berbuat maksiat agar kembali kepada jalan yang benar.
3.      Meminta fatwa keterangan agama, orang yang hendak meminta fatwa yakni mufti: “saya dianiaya oleh ayahku atau saudaraku atau suamiku atau fulan dengan perbuatan yang demikian, apakah ia berhak berbuat demikian  itu padaku? Dan bagaimana jalan untuk menyelamatkan diri dari penganiayaaannya itu? Bagaimana untuk memperoleh hakku itu serta bagaimanakah caranya menolak kedzaliman itu? Dan sebagaimana.
4.      Mengingatkan kaum muslimin dari suatu kejelekan dan menasehati mereka supaya jangan terjerumus dalam kesesatan yang dapat diambil dari beberapa sudut:
a.    Memberikan penilaian pada perawi hadist yang memang buruk atau baik, hal ini diperbolehkan menurut ijma.
b.   Mengambil seseorang jadi menantu atau berserikat dagang (join) dagang atau akan menitipkan sesuatu pada orang atau hendak mengambil seseorang menjadi tetangga,dll. Boleh seseorang menyebutkan beberapa kekurangan yang benar-benar ada dalam diri orang yang ditanyakan itu dengan tujuan dan niat menasihati.
c.    Seseorang belajar kepada yang fasiq dan dikhawatirkan kalau-kalau seseorang tersebut terpengaruh dengan fasiq tersebut maka boleh seseorang yang melihatnya menasihati orang yang belajar itu tentang keadaan orang yang dijadikan guru tersebut.
d.   Seorang pemimpin yang tidak adil atau fasiq maka boleh bagi seseorang   yang mengetahuinya mengadu perihal kepemimpinannya.
5.   Apabila seseorang dengan terang-terangan berbuat fasiq dengan kedzaliman yang   perbuatannya merajalela di setiap tempat.
6.   Apabila seseorang digelar dengan sibisu, sibuta, dsb dan haram menyebut gelar tersebut dengan niat mengejek.
Penyebab Terjadinya Ghibah
Adapun penyebab terjadinya ghibah:
1.      Membela diri karena dighibah orang lain
2.      Terlalu memuji kawan atau sahabat dan duduk bersama dengan orang-orang yang sedang mengghibah.
3.      Berprasangka dengan prasangka yang buruk.
4.      Mengalihkan aib yang ada pada diri seseorang dengan mengutarakan aib orang lain.
5.      Membanggakan diri atau memuji diri, sehingga meremehkan orang lain.
6.      Hasad(dengki).
Bahaya ghibah
Adapun bahaya ghibah :
1.      Mendapat azab di neraka, bangkai dan kotoran sebagai makanan
2.      Menerima siksa kubur
3.      Akan hilang nur keimanan dari wajahnya, hilang kesan amal shaleh dari kehidupannya.
4.      Tidak mendapat keampunan dari allah Swt sehingga di minta maaf kepada orang yang dighibahinya.
5.      Menghancurkan kebaikan.
6.      Menyakiti setiap hati manusia dan akan menimbulkan pertengkaran dan permusuhan.
7.      msPenyakit yang memasyarakat menghilangkan kasih sayang sesama umat islam.
8.      Meninggikan orang yang dihina dan merendahkan derajat orang yang mengghibah.
msCara Menjauhi Ghibah
1.      Imam Nawawi ra berkata: barang siapa yang mendengar ghibah maka jangan  mempercayainya, dan harus mengingat bahaya ghibah tersebut, maka apabila dia tidak bisa mencegahnya dengan lisan maka cegahlah dengan tangan, apabila dengan mulut dan tangan tidak bisa dicegah maka keluarlah dari majelis(kumpulan) tersebut. Apabila orang yang dibicarakan itu lebih alim atau wara’ dari kita maka usaha untuk mence gahnya harus lebih kuat.
2.      Imam Ghazali ra berkata: sesama sahabat Nabi berjumpa dengan senyuman, hati yang bersih dan mereka tidak mengghibah apabila melihat kekurangan orang lain. Mereka mengatakan bahwa tidak menceritakan aib orang lain adalah amalan yang paling mulia dan ghibah ini adalah amalan orang-orang munafiq.
3.      Sebagian ulama berkata: kami telah banyak berjumpa dengan para tabi’in bahwa  mereka tidak melihat ibadah yang paling utama adalah salat dan puasa tetapi ibadah yang paling utama adalah menjaga kehormatan orang-orang Islam.

4.      Dan ingatlah ketika Nabi membicarakan secara rahasia kepada salah seorang isterinya (Hafsah) suatu peristiwa. Maka tatkala (Hafsah) menceritakan peristiwa itu (kepada Aisyah) dan Allah memberitahukan hal itu (pembicaraan Hafsah dan Aisyah) kepada Muhammad lalu Muhammad memberitahukan sebagian (yang diberitakan Allah kepadanya) dan menyembunyikan sebagian yang lain (kepada Hafsah). Maka tatkala (Muhammad) mem-beritahukan pembicaraan (antara Hafsah dan Aisyah) lalu (Hafsah) bertanya: "Siapakah yang telah memberitahukan hal ini kepadamu?" Nabi menjawab: "Telah diberitahukan kepadaku oleh Allah yang Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal."(at-Tahrim:3) allahu a’lam HF